Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger


Fast Track Solusindo

Fast Track Solusindo
Rent Car

Jumat, 09 Juli 2010

Matahari Cinta

"Matahari Menyinari Orang-orang" yang adil dan tidak adil. Jadi Pancarkan Cinta dengan Sepenuh Hati Tanpa Pamrih, dari lubuk Hati yang Terdalam. Jangan samakan cinta ini dengan apa yang orang-orang sebut sebagai "Ketergantungan Bersama" (Codependency). Cinta adalah "Sifat Matahari" yang alami dan menggebu-gebu, menyinarkan cahaya tanpa pamrih. Adakalanya kita memberikan cinta lantaran kita tak sanggup menahannya, lantaran cahaya kita memancar dari sabubari kita yang terdalam. Cinta semacam ini menyebabkan wanita yang sedang hamil berbinar-binar, menyerikan kehangatan kehidupan baru.
Sebagaimana jalan-jalan kalbu lainnya, "Matahari Cinta",menurut kaum sufi,merupakan bagian dari keberadaan bathiniah manusia. Matahari Cinta ini Menanti untuk diungkapkan. Dalam bahasa arab, "al-rahman" berasal dari kata yang berarti Rahim. Cinta dan Energi Kreatif berseri secara alami dari lubuk terdalam dalam diri kita. Kita tak perlu berusaha. Setiap Kali kita merasakannya, seolah-olah lahir pemahaman baru tentang diri kita.
Untuk lebih merasakan, dan untuk mewujudkan cinta ini jadi perkataan dan perilaku kita sehari-hari, kita harus menyingkirkan sebagian pemahaman kita tentang diri kita.

Seorang Penyair (Mahmud Syabistari),Mengatakan :

Pancang-pancang ini teramat tinggi bagi doa
Dirimu mesti kau pertaruhkan dan rela kalah
Usai kau lakukan, dan dirimu lenyap
Kuyakini dirimu jadi apa?
Lalu tiada doa lagi, hanya mata yang berseri-seri
Yang mengetahui dan yang diketahui adalah satu
Yaitu "Tuhan"

Barangkali sekarang ini kehidupan sedang menyeru anda untuk mencari sumber kasih dan sayang lebih jauh dalam dirimu, atau untuk mengingatnya ketika kita memulai pekerjaan,hubungan atau fase kehidupan baru. Atau, boleh jadi pesan itu langsung mengarahkan kasih ini ke diri batin kita. Meski kita merasa kerdil dan tak mampu menebarkan cinta keluar, akui dan cintailah bagian kerdil dari dirimu ini secara ikhlas. Layaknya berada dalam rahim ibu sampai tiba saatnya yang tepat untuk lahir, kita dapat memandang kekerdilan kita sebagai diri baru yang menunggu untuk dilahirkan.

Total Pengunjung